Ok lets talk about Calibration…
Apa itu calibration?
Jika kita bicara emosi dan psikologi, maka kita bicara hal yang dinamis,
bukan eksak atau ilmu pasti seperti sains atau ilmu pengetahuan alam
(IPA)…
Seperti didalam eBook saya “cara memikat wanita idaman anda” bab 2
disebutkan bahwa emosi dan logika adalah dua hal yang berbeda...
dimana ukuran logika selalu PASTI dan ukuran emosi selalu TIDAK PASTI.
Dengan kata lain:
Logika: 1+1 = 2 dan jawaban 1+1 adalah selalu 2
Sedangkan Emosi 1+1 tidak selalu = 2… kadang bisa 0, kadang bisa 11,
kadang bisa 100 tergantung “mood” dan cara “trigger” emosinya…
Jadi emosi itu bersifat DINAMIS sedangkan logika bersifat STATIS…
Nah karena topik thread ini mengenai EMOSI, maka kita butuh “ukuran”
untuk bisa mendapatkan HASIL yang kita inginkan… dan sudah tentu kita
tidak bisa mengukur emosi menggunakan ukuran STATIS nya logika
karena “trigger” emosi bisa berubah-ubah… tidak ada ukuran pasti untuk
melakukan “trigger” emosi.
Contoh:
untuk membuat orang SEDIH kita harus NANGIS terlebih dahulu…
menangis itu sendiri ada UKURANNYA…
kalau kita menangis hanya sedikit-sedikit dan tidak berkesan menggugah
hati, maka tentu orang lain tidak merasakan SEDIH… mereka malah
merasa ANEH atau CANGGUNG...
kalau kita menangis terlalu ekstrim dan sambil berteriak-teriak, maka
orang lain bukannya merasa SEDIH malah merasa KESAL ingin me-nabok
kita!...
jadi jangan KOMPLAIN kalau saya berikan RUMUS tapi TIDAK BERHASIL
anda lakukan... jangan langsung berkata bahwa RUMUSNYA tidak
berhasil!... RUMUSNYA jelek!... dll dll...
sedangkan yang harus anda lakukan adalah UKUR dulu seberapa BENAR
anda melakukan RUMUS nya... karena EMOSI pun ada UKURANNYA
seperti contoh diatas...
nah cara mengukur emosi disebut CALIBRATION...
bagaimana cara menggunakan calibration? Sudah tentu tidak seperti
menghapal rumus perkalian waktu SD…
untuk mengukur sebuah trigger emosi, kita selalu gunakan yang namanya
SPEKTRUM, yaitu garis lurus yang menengahi kedua ujung spektrum…
contoh kita ingin mengukur kadar LUCU yang pas, maka spektrumnya
seperti ini:
tidak lucu |---------------|--------------| terlalu lucu
jika kita lihat spectrum diatas, ada 2 ujung, yaitu tidak lucu (jayus) dan
terlalu lucu… kalau kita melemparkan JOKE dan ternyata ada dititik
“tidak lucu” maka joke tersebut akan gagal… kalau jatuh di titik “terlalu
lucu” maka itu juga tidak baik karena joke nya akan terkesan dibuat-buat
dan tidak alami…
banyak orang bilang titik yang paling baik itu titik tengah… pedahal tidak
juga… kadang pada situasi tertentu bisa jatuh sedikit ke kiri atau sedikit ke
kanan…
contohnya jika saya katakan kadar melucu saya dengan cewe smart
biasanya seperti ini:
tidak lucu |------X-----|---------------| terlalu lucu
tidak terlalu lucu tapi ada kesan smart nya…
sedangkan kalau dengan cewe yang rada2 “oon” yang susah ngerti joke
yang smart, biasanya harus agak extra lucu yaitu:
tidak lucu |-------------|--------X-----| terlalu lucu
kira2 seperti itulah calibration…
Bagi yang mengerti konsep cocky funny, itupun harus di calibrate…
banyak orang yang SALAH menggunakan cocky funny jadi terlalu cocky
atau terlalu funny (dumb ass).
Mungkin kalau mau dilihat calibrationnya adalah seperti ini:
cocky |-----------X------|-----------------| funny
paling mentok cocky nya itu segini:
cocky |----X-------------|-----------------| funny
kalau kadar cocky nya lebih dari yang diatas, bisa jadi terkesan JERKS
banget!...
nah dua hal lagi yang harus di ingat soal calibration, yaitu:
pertama, pandai-pandai menaruh subject di ujung kiri / kanan
spectrum… kalau salah subject jadi kacau semua ukurannya… contoh
jika mau meng-calibrate KEMARAHAN, maka subject ujung ki-ka
spectrumnya BUKAN seperti ini:
Marah |----------------|-----------------| Sangat Marah
Melainkan:
Damai |-----------------|------------------| Marah
Jadi pintar-pintar lah menaruh subject di spektrum...
Kedua, bagaimana kita tau RASANYA ukuran spektrum?
Contoh:
Rasanya spektrum
Damai |-----X----------|------------------| Marah
Dengan
Damai |-----------------|------------X----| Marah
Caranya adalah dengan experience atau pengalaman anda… semakin
anda terjun ke sebuah situasi yang digambarkan spektrum tersebut,
semakin anda dapat mengenali RASANYA ukuran spectrum yang
dimaksud…
Bayangkan sebuah gitar yang suaranya fals… calibration itu bagaikan
tuning atau stem gitarnya… jadi gitarnya harus di “stem” dulu biar pas
nadanya… nah jika pada saat kita nye-tem gitar ga ada tuner, mka kita
menggunakan “feeling” kita untuk “merasa” kira-kira nadanya sudah pas
atau belum…
Jadi jika saya bilang “wah FLIRT nya terlalu KASAR, harus di CALIBRATE
dulu tuh…” maksudnya adalah FLIRT anda harus di TUNING atau di STEM
dulu bagaikan gitar supaya PAS nadanya…
Hope it helps,
xRoN
Kompilasi Artikel dan Post oleh
Ronald Frank (xRoN)
Apa itu calibration?
Jika kita bicara emosi dan psikologi, maka kita bicara hal yang dinamis,
bukan eksak atau ilmu pasti seperti sains atau ilmu pengetahuan alam
(IPA)…
Seperti didalam eBook saya “cara memikat wanita idaman anda” bab 2
disebutkan bahwa emosi dan logika adalah dua hal yang berbeda...
dimana ukuran logika selalu PASTI dan ukuran emosi selalu TIDAK PASTI.
Dengan kata lain:
Logika: 1+1 = 2 dan jawaban 1+1 adalah selalu 2
Sedangkan Emosi 1+1 tidak selalu = 2… kadang bisa 0, kadang bisa 11,
kadang bisa 100 tergantung “mood” dan cara “trigger” emosinya…
Jadi emosi itu bersifat DINAMIS sedangkan logika bersifat STATIS…
Nah karena topik thread ini mengenai EMOSI, maka kita butuh “ukuran”
untuk bisa mendapatkan HASIL yang kita inginkan… dan sudah tentu kita
tidak bisa mengukur emosi menggunakan ukuran STATIS nya logika
karena “trigger” emosi bisa berubah-ubah… tidak ada ukuran pasti untuk
melakukan “trigger” emosi.
Contoh:
untuk membuat orang SEDIH kita harus NANGIS terlebih dahulu…
menangis itu sendiri ada UKURANNYA…
kalau kita menangis hanya sedikit-sedikit dan tidak berkesan menggugah
hati, maka tentu orang lain tidak merasakan SEDIH… mereka malah
merasa ANEH atau CANGGUNG...
kalau kita menangis terlalu ekstrim dan sambil berteriak-teriak, maka
orang lain bukannya merasa SEDIH malah merasa KESAL ingin me-nabok
kita!...
jadi jangan KOMPLAIN kalau saya berikan RUMUS tapi TIDAK BERHASIL
anda lakukan... jangan langsung berkata bahwa RUMUSNYA tidak
berhasil!... RUMUSNYA jelek!... dll dll...
sedangkan yang harus anda lakukan adalah UKUR dulu seberapa BENAR
anda melakukan RUMUS nya... karena EMOSI pun ada UKURANNYA
seperti contoh diatas...
nah cara mengukur emosi disebut CALIBRATION...
bagaimana cara menggunakan calibration? Sudah tentu tidak seperti
menghapal rumus perkalian waktu SD…
untuk mengukur sebuah trigger emosi, kita selalu gunakan yang namanya
SPEKTRUM, yaitu garis lurus yang menengahi kedua ujung spektrum…
contoh kita ingin mengukur kadar LUCU yang pas, maka spektrumnya
seperti ini:
tidak lucu |---------------|--------------| terlalu lucu
jika kita lihat spectrum diatas, ada 2 ujung, yaitu tidak lucu (jayus) dan
terlalu lucu… kalau kita melemparkan JOKE dan ternyata ada dititik
“tidak lucu” maka joke tersebut akan gagal… kalau jatuh di titik “terlalu
lucu” maka itu juga tidak baik karena joke nya akan terkesan dibuat-buat
dan tidak alami…
banyak orang bilang titik yang paling baik itu titik tengah… pedahal tidak
juga… kadang pada situasi tertentu bisa jatuh sedikit ke kiri atau sedikit ke
kanan…
contohnya jika saya katakan kadar melucu saya dengan cewe smart
biasanya seperti ini:
tidak lucu |------X-----|---------------| terlalu lucu
tidak terlalu lucu tapi ada kesan smart nya…
sedangkan kalau dengan cewe yang rada2 “oon” yang susah ngerti joke
yang smart, biasanya harus agak extra lucu yaitu:
tidak lucu |-------------|--------X-----| terlalu lucu
kira2 seperti itulah calibration…
Bagi yang mengerti konsep cocky funny, itupun harus di calibrate…
banyak orang yang SALAH menggunakan cocky funny jadi terlalu cocky
atau terlalu funny (dumb ass).
Mungkin kalau mau dilihat calibrationnya adalah seperti ini:
cocky |-----------X------|-----------------| funny
paling mentok cocky nya itu segini:
cocky |----X-------------|-----------------| funny
kalau kadar cocky nya lebih dari yang diatas, bisa jadi terkesan JERKS
banget!...
nah dua hal lagi yang harus di ingat soal calibration, yaitu:
pertama, pandai-pandai menaruh subject di ujung kiri / kanan
spectrum… kalau salah subject jadi kacau semua ukurannya… contoh
jika mau meng-calibrate KEMARAHAN, maka subject ujung ki-ka
spectrumnya BUKAN seperti ini:
Marah |----------------|-----------------| Sangat Marah
Melainkan:
Damai |-----------------|------------------| Marah
Jadi pintar-pintar lah menaruh subject di spektrum...
Kedua, bagaimana kita tau RASANYA ukuran spektrum?
Contoh:
Rasanya spektrum
Damai |-----X----------|------------------| Marah
Dengan
Damai |-----------------|------------X----| Marah
Caranya adalah dengan experience atau pengalaman anda… semakin
anda terjun ke sebuah situasi yang digambarkan spektrum tersebut,
semakin anda dapat mengenali RASANYA ukuran spectrum yang
dimaksud…
Bayangkan sebuah gitar yang suaranya fals… calibration itu bagaikan
tuning atau stem gitarnya… jadi gitarnya harus di “stem” dulu biar pas
nadanya… nah jika pada saat kita nye-tem gitar ga ada tuner, mka kita
menggunakan “feeling” kita untuk “merasa” kira-kira nadanya sudah pas
atau belum…
Jadi jika saya bilang “wah FLIRT nya terlalu KASAR, harus di CALIBRATE
dulu tuh…” maksudnya adalah FLIRT anda harus di TUNING atau di STEM
dulu bagaikan gitar supaya PAS nadanya…
Hope it helps,
xRoN
Kompilasi Artikel dan Post oleh
Ronald Frank (xRoN)
0 Response to "Calibration"
Post a Comment
Jangan Lupa Masukanya bro